Jumat, 29 Agustus 2014

Jenderal Luten : Buah Pikiran (4)


Septrina


Ceritanya, saya membuka google dan searching menggunakan kata kunci “Wurry Parluten”. Pilihan yang saya pakai adalah “image”, sehingga yang muncul adalah foto-foto yang berhubungan dengan diri saya. Inilah 10 foto pilihan yang saya temukan, beserta ceritanya...


1. He tells about Indonesian Beauty?
Sebuah digital image yang sengaja saya bikin untuk memotivasi diri, bahwa... Suatu saat saya akan membuat kisah tentang kecantikan Indonesia untuk kemudian bisa tayang di Cannes, syukur-syukur malah bisa menang. #Impian

2. Makhluk Kegelapan
Skenario kisah ini dulunya pernah dilirik oleh produser Thailand, sayang tidak berlanjut. Yang unik, ternyata saya kehilangan skenario-nya. Hehehehe...

Ini adalah aktivitas saya di dunia maya, dimana saya punya hobi bermain dengan keyword di search engine.

4. Depend on Rubber Price
Foto ini menceritakan kehidupan di daerah kami (Gelumbang) yang sangat bergantung dengan harga komoditas karet.

5. Mini Bioskop
Seperti tulisan tentang mini bioskop, di sini foto bercerita tentang bagaimana usaha perfilman juga bisa dipakai untuk mengisi waktu saat menaiki kapal feri.

6. Pondok di Klinik
Foto ini adalah kenangan, karena sekarang pondok itu sudah berubah menjadi baru. Banyak cerita di pondok tersebut, salah satunya saat saya mengerjakan skenario Get Married The Series.

7. Betle
Foto tentang sirih ini adalah wujud minatku terhadap obat-obatan yang berasal dari bahan alami.

8. Music and Me
Foto ini seperti mengingatkanku tentang musik dan diriku.

9. Millenium Development Goals
Yang unik, ini ada hubungannya sama kuliahku di Ekonomi Pembangunan.

10. Hospital Planner
Salah satu foto yang menginspirasiku tentang jenis pekerjaan yang bernama “Hospital Planner”.



(Gelumbang, 22 Agustus 2014)











Jumat, 22 Agustus 2014

Jenderal Luten : Buah Pikiran (3)



by Agung Rafa Ramdhani




1. RIP Shaun The Sheep (15 Oktober 2013)

2 tahun lalu (kalo nggak salah) ada trending topic di twitter yang intinya begini… #RIPShaunTheSheep. Inilah yang menyebabkan gue dan anak-anak iseng bikin pelem. Judulnya terinspirasi dari trending topic itu… Rest in Peace Shaun The Sheep. Namanya juga iseng, maka ketika film selesai kami juga merayakannya dengan iseng pulak. Intinya, apa salahnya kalo kita bikin pelem dengan tujuan senang-senang?

2. Jika Film Indonesia Masuk Bursa Efek (Tanpa Tanggal)

Coba dibuat gampang. Ada sebuah perusahaan film yang pengen perusahaannya masuk ke dalam bursa saham. Mau tak mau, perusahaan itu harus memenuhi dulu syarat bursa. Setelah memenuhi syarat bursa, baru deh terdaftar dan bisa jualan saham. Jualan saham inilah yang kemudian bisa dipakai untuk bikin film.

3. Using Reply For a Link (4 November 2013)

Saya akan cerita tentang penemuan saya yang tidak sengaja, selama memakai twitter. Penemuan ini saya sebut dengan istilah Using Reply For A Link. Dengan cara ini saya menggunakannya untuk kepentingan menulis cerita.

4. Aku dan Marzuki Alie (2 November 2013)

Dan ternyata… Aku tak sengaja bertemu dengan Om Dedi Setiadi, yang akan membuat acara talkshow tentang sosialisasi program DPR RI. Aku punya kesempatan menjadi salah satu dari rakyat yang bicara kepada Ketua DPR RI. Om Dedi sudah memberi masukan, apa yang semestinya aku sampaikan. Tapi karena marah, aku menyampaikan dengan gayaku. Satu kalimat yang paling aku ingat, yang tanpa sadar keluar dari mulutku. Kalimatnya begini… “Bukannyo kami ni pindang tulang, Pak!” kataku ke Marzuki Alie.

5. Karang Taruna Pantas Menjadi Social Media-nya Indonesia (11 Desember 2013)

Sangat memungkinkan kalo kata gue, sih. Soalnya sekelas HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) saja punya social media yang cenderung eksklusif. Gue udah coba masuk, tapi nggak bisa kalo belum daftar langsung.

6. Tentang Tema Festival Film Indonesia 2014 (15 Agustus 2014)

Intinya banyak permasalahan pada dunia perfilman di Indonesia, mulai dari kesejahteraan kru sampai masalah bajakan. Yang terberat adalah menyatukan semua permasalahan itu menjadi satu kalimat tema yang efektif.

7. Sempak Angry Bird (7 Juli 2013)

Nama produknya adalah, “Sempak Angry Bird”. Sempak yang di-design khusus untuk laki-laki dewasa ini memiliki berbagai macam tipe. Mulai dari tipe merah, tipe kuning, putih, biru. Disesuaikan dengan warna-warni burung yang ada di karakter Angry Bird.

8. Tiket Bioskop Pakai Nama (Tanpa Tanggal)

Seiring perkembangannya, ide ini memunculkan ide baru lagi tentang... Gimana kalau di tiket bioskop ada nama pembelinya? Seperti halnya kita membeli tiket untuk pesawat terbang, kereta api bahkan bis. Dengan memakai nama, kemungkinan akan memunculkan tren baru bagi anak muda untuk datang ke bioskop guna menonton film.

9. 1001 Tiket Film Indonesia (Tanpa Tanggal)

Muncul sebuah ide tentang tiket bioskop yang saya pegang. Tiket ini bisa menjadi sumbangsih saya terhadap perfilman Indonesia. Artinya, dengan membiasakan diri memfoto tiket saat kita menonton, kita sudah berpartisipasi dalam menyumbang perfilman Indonesia.

10. Cewek DVD Bajakan (8 November 2013)

Di rumah Dudung sedih, soalnya perfilman Indonesia sekarang sudah sekarat. Setiap hari yang diomongin apalagi kalau bukan Undang-Undang Perfilman dan kekesalan dia sebab Memes tidak berminat dengan dunia film. Ya, paling nggak sebagai anak orang film, terpanggil gitu kek sama dunia yang dulu pernah digeluti ayahnya.


(Gelumbang, 21 Agustus 2014)







Rabu, 13 Agustus 2014

Jenderal Luten : Buah Pikiran (2)


Luten

  
1. Indowood (28 September 2013)

Di sini saya berkesimpulan bahwa industri perfilman Nigeria (Nollywood) itu cukup berperan dalam menyehatkan perekonomian bangsa. Paling tidak bisa membuktikan kepada dunia bahwa, Nollywood maju pesat dengan industri film-nya.

Kesimpulan... Yang unik dari Nigeria yang saya temukan baru-baru ini adalah menggenjot produktivitas beras secara besar-besaran.

2. Indonesia 2045 (25 September 2013)

Jika ada anak SD (usia kisaran 10 tahun) menjawab pertanyaan ini, maka di tahun 2045, dia akan berusia 42 tahun. Artinya, merekalah yang akan menikmati Indonesia di tahun tersebut, bukan kita. Maka orang-orang yang pertama kali ditanya tentang bagaimana Indonesia di ulang tahun ke-100, ya anak-anak SD. Bukan kita. Bukan juga anak SMA apalagi yang kuliah sekarang.

Kesimpulan... Ternyata saya membuat semacam catatan juga untuk kedua putri saya.

3. Bioskop Kawinan (24 September 2013)

Atau gak perlu pakai festival? Bioskop menjadi semacam EO kawinan. Akad di mesjid, resepsi akan diakhiri dengan pemutaran film bersama. Mau filmnya sesuai dengan jadwal bioskop, atau mau mutar film sendiri (film kawinan mereka tentunya).

Kesimpulan... Setelah ditelaah ada koneksi dengan yang ini, dimana FFI diharapkan mengurangi angka jomblo di kota Palembang.

4. Dongeng Yang Bikin Hamil (18 September 2013)

Hutari ketawa ngakak-ngakak, dan gue juga bingung, emangnya ada yang lucu, ya? Mulai deh kalo ada kalimat gini dari Hutari, “Kamu masih kayak dulu!”. Nah lho, gawat deh. Tapi langsung tombol di kepala gue dirubah jadi berfikir #Tring, fokus, Hutari itu teman, bukan #CLBK.

Kesimpulan... Ngaruhnya sekarang, bini gue hamil beneran.

5. Logika Menghitung Pendapatan Film Indonesia (19 September 2013)

Jadi kalau memang ingin bicara box office ya, bicara duit aja. Jangan jumlah penonton. Soalnya dari situ kita bisa tahu keuntungan yang didapat dari tontonan itu berapa rupiah. Tentu saja ini ada hubungannya sama pajak, sama perkembangan bisnis film masa depan, banyaklah. Semacam era keterbukaan pendapatan di bisnis perfilman Indonesia.

Kesimpulan... Menyangkut permasalahan ini jawabannya ada di sini.

6. Menelaah Pesan dari Sebuah Film (8 September 2013)

Saya punya catatan sendiri tentang bagaimana menangkap pesan pada sebuah film. Yaitu, menyimpulkan hasil tontonan tersebut menjadi sebuah kalimat. Dari kalimat itulah yang nanti dikembangkan menjadi sebuah catatan.

Kesimpulan... Uyi dan Imi menyimpulkan bahwa film animasi “Frozen” itu bercerita tentang cinta.

7. Kenapa TV Lokal Tidak Berkembang? (8 September 2013)

Kasarnya pengiklan akan bilang, buat apa kami pasang iklan di TV Lokal, sementara dengan masuk ke TV Nasional, sudah bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat? Pikir saya, bener juga pola pikir seperti ini.

Kesimpulan... Ternyata aku sempat main ke TVRI Stasiun Palembang, tempat dulu pertama kali mengenal dunia TV.

8. Junk Information (14 Oktober 2013)

Yang menarik ke depan adalah, bagaimana membedakan antara Junk Information, dan mana yang bukan?

Kesimpulan... Paling terasa pada saat Pemilu Presiden kemaren.

9. 1680 km (13 Oktober 2013)

Setiap menonton, saya menempuh jarak dari Gelumbang ke Bioskop Internasinal Plaza sejauh 60 km. Pergi pulang berarti 120 km. Saya selalu menggunakan motor Mega Pro milik saya. Artinya sudah sejauh 1680 km saya tempuh perjalanan hanya untuk menonton film Indonesia.

Kesimpulan... Perjuangan ini masih berlanjut dengan pendataan komunitas perfilman di dunia maya.

10. 358 km (8 November 2013) 

Film ini adalah hasil eksperimen saya tentang, bagaimana sebuah film bisa mempengaruhi pembangunan?


Kesimpulan... Proyek pembangunan jalan tol Sumatera sudah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.







Jenderal Luten : Buah Pikiran (1)



Kikien Kinanthi


Membaca tulisan lama kita di kompasiana tuh bikin jadi mikir... Gila! Ternyata gue pernah nulis yang beginian, ya? Antara percaya dan nggak percaya bahwa gue pernah nulis yang begituan. Padahal isinya cuman seputar gini-gini. Agak-agak uhuy, campur unyu, plus bingiiits banget. Seperti yang ada di bawah ini, antara lain:

1. Ada rahasia di dalam cinta (15 Juli 2014)
Sebagai perbandingan, proses reproduksi akan terkesan seperti mesin biologis, tapi begitu ada cinta di dalamnya, maka proses ini jadi bermakna. Itulah yang membedakan antara “seks” dan “cinta”.

2. Jenderal Luten (11 Juli 2013)
Karena saya sendiri lupa, memori saya hilang di dunia maya. Iya, saya benar-benar lupa siapa saya yang dulu.

3. Motherf**ker (8 Juli 2013)
Kalo sudah begini gueh jadi mikir, jangan-jangan nenek moyang orang Palembang yang bawa itu kalimat ke Amerika? Mangkanya nge-trend banget pas zaman dulu.

4. Psikologi Angka1 (29 Agustus 2013)
Mungkin buat sebagian orang, istilah ini cocok bagi kehidupannya. Tapi buat gue sama sekali nggak cocok. Kalo gue merasa "nol", itu artinya nggak punya arti apa-apa di dalam hidup ini. Ya, namanya juga "nol", mau gimana coba? Liat dompet, nol. Liat bensin di speedometer, nol. Liat cewek, nol. Pokoknya noool terus.

5. 1 Rupiah = 10.000 US Dollars (24 Agustus 2013)
Lagi heboh masalah kurs rupiah yang melemah. Jujur saja, saya kurang begitu paham yang dimaksud melemah ini bagaimana? Secara saya juga awam dengan hal-hal yang berbau ekonomi. Jadi daripada pusing, mending ngebahas yang lain aja. Misal tentang sebuah pertanyaan... Apa yang terjadi jika 1 Rupiah itu = 10.000 Dolar AS? Berikut khayalan saya jika hal itu terjadi, antara lain:

6. Using Comment for a Link (9 Juni 2014)
If you have facebook account, you exactly know about “Status”. For example, you making a status in facebook like this. And then, you have notification from your friend, who comment your status. When you click that comment, you jump to something like a new tab.

7. Fungsi hashtag (28 Juni 2014)
Seperti seorang om-om yang pengen ikutan gahol, waktu itu gue ikutan heboh dengan bikin hashtag di akun twitter lama. Anak-anak pada heboh bikin hashtag, gue juga ikutan. Pokoknya nyempil di tiap tweet mereka sambil nyelipin link ke tulisan gue di kompasiana. Akibatnya, akun twitter itu kena suspended dengan peringatan begini... Dianggap berperilaku arogan.

8. Forbes Social Media Influencer (25 Juni 2014)
Question, question, question... and then become questions. Questions make us... disorganized. What’s the matter with that?

9. President of The United Stated (1 Juni 2014)
Continue with my experiment about “Keyword Analysis”. As long as I remember, first internet created from Pentagon experiment. It was called “Darpanet”. Something like networking at that time.

10. Presiden Hacker Republik Indonesia (4 Mei 2014)
Itu algoritma lama ,long tail keywords, tapi ga disarankan kalo buat mencari traffic karna sekarang google lebih cenderung ke high quality content high PR dan onsite SEO dibanding sampah2 dan kuantitas link building low PR...skrg jamannya Google Panda 4.0...udah bukan Google Penguin lagi. (Alfonso JD)

Sekarang gue baca ulang 10 tulisan itu kok nggak enak, ya? Nggak seheboh waktu gue ngecek pertama kali sekitar tanggal 17 Juli 2014? Yang bikin bingung, kenapa pilihannya malah 10 tulisan ini dibanding sekian banyak tulisan gue di kompasiana? Tapi jujur kalo disuruh milih, maka gue cenderung suka yang...

a) 1 Rupiah = 10.000 US dollars,
b) Psikologi Angka 1,
c) Ada Rahasia di Dalam Cinta.


(Gelumbang, 14 Agustus 2014)