Jumat, 22 Agustus 2014

Jenderal Luten : Buah Pikiran (3)



by Agung Rafa Ramdhani




1. RIP Shaun The Sheep (15 Oktober 2013)

2 tahun lalu (kalo nggak salah) ada trending topic di twitter yang intinya begini… #RIPShaunTheSheep. Inilah yang menyebabkan gue dan anak-anak iseng bikin pelem. Judulnya terinspirasi dari trending topic itu… Rest in Peace Shaun The Sheep. Namanya juga iseng, maka ketika film selesai kami juga merayakannya dengan iseng pulak. Intinya, apa salahnya kalo kita bikin pelem dengan tujuan senang-senang?

2. Jika Film Indonesia Masuk Bursa Efek (Tanpa Tanggal)

Coba dibuat gampang. Ada sebuah perusahaan film yang pengen perusahaannya masuk ke dalam bursa saham. Mau tak mau, perusahaan itu harus memenuhi dulu syarat bursa. Setelah memenuhi syarat bursa, baru deh terdaftar dan bisa jualan saham. Jualan saham inilah yang kemudian bisa dipakai untuk bikin film.

3. Using Reply For a Link (4 November 2013)

Saya akan cerita tentang penemuan saya yang tidak sengaja, selama memakai twitter. Penemuan ini saya sebut dengan istilah Using Reply For A Link. Dengan cara ini saya menggunakannya untuk kepentingan menulis cerita.

4. Aku dan Marzuki Alie (2 November 2013)

Dan ternyata… Aku tak sengaja bertemu dengan Om Dedi Setiadi, yang akan membuat acara talkshow tentang sosialisasi program DPR RI. Aku punya kesempatan menjadi salah satu dari rakyat yang bicara kepada Ketua DPR RI. Om Dedi sudah memberi masukan, apa yang semestinya aku sampaikan. Tapi karena marah, aku menyampaikan dengan gayaku. Satu kalimat yang paling aku ingat, yang tanpa sadar keluar dari mulutku. Kalimatnya begini… “Bukannyo kami ni pindang tulang, Pak!” kataku ke Marzuki Alie.

5. Karang Taruna Pantas Menjadi Social Media-nya Indonesia (11 Desember 2013)

Sangat memungkinkan kalo kata gue, sih. Soalnya sekelas HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) saja punya social media yang cenderung eksklusif. Gue udah coba masuk, tapi nggak bisa kalo belum daftar langsung.

6. Tentang Tema Festival Film Indonesia 2014 (15 Agustus 2014)

Intinya banyak permasalahan pada dunia perfilman di Indonesia, mulai dari kesejahteraan kru sampai masalah bajakan. Yang terberat adalah menyatukan semua permasalahan itu menjadi satu kalimat tema yang efektif.

7. Sempak Angry Bird (7 Juli 2013)

Nama produknya adalah, “Sempak Angry Bird”. Sempak yang di-design khusus untuk laki-laki dewasa ini memiliki berbagai macam tipe. Mulai dari tipe merah, tipe kuning, putih, biru. Disesuaikan dengan warna-warni burung yang ada di karakter Angry Bird.

8. Tiket Bioskop Pakai Nama (Tanpa Tanggal)

Seiring perkembangannya, ide ini memunculkan ide baru lagi tentang... Gimana kalau di tiket bioskop ada nama pembelinya? Seperti halnya kita membeli tiket untuk pesawat terbang, kereta api bahkan bis. Dengan memakai nama, kemungkinan akan memunculkan tren baru bagi anak muda untuk datang ke bioskop guna menonton film.

9. 1001 Tiket Film Indonesia (Tanpa Tanggal)

Muncul sebuah ide tentang tiket bioskop yang saya pegang. Tiket ini bisa menjadi sumbangsih saya terhadap perfilman Indonesia. Artinya, dengan membiasakan diri memfoto tiket saat kita menonton, kita sudah berpartisipasi dalam menyumbang perfilman Indonesia.

10. Cewek DVD Bajakan (8 November 2013)

Di rumah Dudung sedih, soalnya perfilman Indonesia sekarang sudah sekarat. Setiap hari yang diomongin apalagi kalau bukan Undang-Undang Perfilman dan kekesalan dia sebab Memes tidak berminat dengan dunia film. Ya, paling nggak sebagai anak orang film, terpanggil gitu kek sama dunia yang dulu pernah digeluti ayahnya.


(Gelumbang, 21 Agustus 2014)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar