Pembangunan jalan tol oleh 3 BUMN utk dukung KTT APEC ini, tetap menjaga kelestarian alam & tidak menggunakan APBN. pic.twitter.com/VphH1EcvmJ
— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) September 23, 2013
Menarik lihat foto terbaru dari akun Presiden
@SBYudhoyono. Bicara masalah pembangunan jalan tol yang mengacu kepada ekonomi
dan ekosistem. 2 kata yang sebenarnya menarik, soalnya, seakan bertolak
belakang antara satu dengan yang lainnya.
Dalam melakukan pembangunan suatu proyek, yang
pertama kali ditanyakan adalah manfaatnya. Manfaat inilah yang nanti akan
berbuah ke kepentingan publik. Yang menarik untuk ditanyakan adalah, seberapa
besar manfaat yang akan kita ambil jika sebuah pembangunan terjadi?
Contoh, membangun sekolah. Gak usah ditanya juga,
kita udah tahu bahwa manfaat sekolah itu apa. Tapi yang jadi pertanyaan adalah,
dengan membangun sekolah, apakah bisa meningkatkan kualitas pendidikan?
Terus pembangunan Rumah Sakit. Ini juga suda jelas
arahnya. Artinya demi meningkatkan kesehatan masyarakat, maka dibangunlah Rumah
Sakit. Tapi memang ada prosedural yang musti dilewati, dan ini biasanya yang
suka jadi masalah.
Jalan. Ini juga penting, karena meningkatkan roda
perekonomian. Aktifitas perhubungan memang sangat berperan besar dalam
perkembangan ekonomi suatu kota. Jangankan di Indonesia, di luar negeri saja,
jalan mempunyai peranan penting bagi kemajuan ekonomi.
Tapi yang jadi masalah adalah, melihat dari
kacamata ekonomi ini terkesan seperti memakai modal sekecil-kecilnya, lalu
memaksimalkan keuntungan sebesar-besarnya. Ini bertolak belakang dengan
keseimbangan ekosistem yang ada. Yang mengedepankan ilmu pengetahuan dalam
memandang sesuatu.
Ini adalah dua hal yang sangat berbeda. Dua hal
yang membicarakan kapasitas peranan manusia di alam semesta. Memang sudah
kodrat manusia untuk menaklukkan alam, tapi ingat, kita ini hidup di alam
semesta. Sedikit saja kita mengubah alam, akan ada dampak lain yang akan
berpengaruh terhadap diri kita nantinya. Semacam butterfly effect-lah (istilah
anak sekarang begini).
Bagaimana cara memecahkannya, agar kita bisa
melihat dari sudut pandang ekonomi dan ekosistem? Soalnya yang seperti ini agak
berat. Akan ada yang namanya perdebatan pengetahuan yang ujungnya, bisa nggak
dibangun-bangun.
Satu-satunya jalan agar pembangunan itu bisa
terwujud adalah, mengembalikannya ke pertanyaan awal. Seberapa kita butuh akan
sebuah pembangunan? Jika memang butuh, ayo laksanakan! Jika tidak, ya mending
urus yang lain saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar