Semerbak Masa Depan (Wurry Parluten / 2 September 2013) pic.twitter.com/MCNH5GLGI6
— Wurry Parluten (@Jenderal_Luten) September 2, 2013
Kenapa tulisan ini
saya kasih judul demikian? Karena saya berfikir tentang, pengaruh harga karet
terhadap perkembangan ekonomi di Gelumbang. Gelumbang adalah sebuah kecamatan
yang bercita-cita jadi kabupaten. Kota yang nantinya akan menjadi pusat
perekonomian antara jalan Palembang dan Prabumulih. Kota yang jaraknya hanya
berkisar 26 km dari Universitas Sriwijaya. Kota yang menjadi harapan bagi saya
pribadi, sebagai putra daerah kelahiran sini.
Karet adalah usaha
yang menjadi tolak ukur perekonomian kami. Jika harga karet turun, maka pasar
pun mulai sepi. Daya beli masyarakat semakin berkurang. Begitu bergantungnya
kami dengan harga karet, sehingga kami tidak bisa berbuat apa-apa selain
menunggu kepastian yang kami sebut dengan “harga tender”.
Harga tender ini
adalah semacam patokan harga yang ditentukan oleh KUT (Kredit Usaha Tani).
Seperti hari ini, harga tender karet itu berada di kisaran 12.000 rupiah. Lalu
bagaimana kami akan membaginya jika harga tender ini turun lagi seperti kemaren,
saat Lebaran. Harga tender turun, sementara harga-harga bahan pokok mulai naik.
Saya beruntung
mendapat pelajaran langsung dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin
Limpo. Bahwa jika kamu tidak punya Sumber Daya Modal, manfaatkan Sumber Daya
Manusia-nya. Itu yang saya ingat saat kami sedang riset untuk film
“Komandanku”. Tapi yang jadi persoalan adalah, bagaimana kita bisa
memberdayakan SDM-nya, kalau pola pikirnya mereka (termasuk saya juga
sebenarnya) adalah uang?
Kebiasaan banget,
setiap berfikir mau usaha apa, kendalanya selalu modal. Modal jadi masalah
utama sehingga kita susah bergerak. Memang benar modal juga penting, tapi bukan
itu yang utama. Yang utama adalah yakin dulu, begitulah kalo kata-kata
motivator.
Peer saya ke depan
adalah meramu semua permasalahan ini menjadi satu kesimpulan. Ternyata tidak
mudah belajar memecahkan masalah banyak orang. Saya belajar dari Ketua Gubernur
se-Indonesia, belajar lagi dari Pakar Finance, belajar lagi dari Presiden,
belajar lagi dari organisasi kampus yang kami bangun. Macam-macamlah, yang
intinya berujung pada...
Kita mau mulai
darimana pembangunan ini sebenarnya?
Sponsor by:
https://www.facebook.com/kikien.kinanthi?fref=ts |
https://www.facebook.com/HudaRobin |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar